BERJODOH SEKALIGUS MENGENAL JURUSELAMAT

BERJODOH SEKALIGUS MENGENAL JURUSELAMAT

“Awalnya, saya bilang, saya terlalu bodoh,” demikian kata mbak Sarmi, mengawali ceritanya berkaitan dengan kesediaannya diajak ke rumah pria yang sekarang menjadi suaminya. Mbak Sarmi sudah lama di Jakarta bekerja sebagai baby sitter, dan ia mengenal pria karena setiap pagi menyapanya ketika lewat di rumah majikannya. Kebiasaannya setiap pagi anak yang diasunya diajak ke jalan di depan rumah. Itulah awal perkenalanya. Dan rupanya perkenalan itu berlanjut karena pria itu ingin menjadikan dia istrinya. Mbak Sarmi memang tertarik dengan pria itu, tetapi ia ingin mengenal lebih banyak, bukan hanya di ja-lanan.

“Kamu ke rumahku kalau mau tahu aku lebih banyak”, demikian jawab pria tersebut.. Jawaban itu bagi mbak Sarmi, masuk akal. “Liburan nanti aku akan melihat rumahmu”, demikian sahut mbak Sarmi tanpa pikir panjang.

Namun, dalam perjalanan baru terkir, dia perempuan, mengapa dirinya mau ke rumah laki-laki lebih dahulu. Mengapa laki-laki itu tidak dikenalkan dengan orang tuanya dan saudaranya, nanti kalau mau melihat rumahnya bersama salah satu saudaranya. Tetapi kesadaran itu sudah terlembat sekarang sudah di bus malam menuju rumah pria tersebut. Jika melihat, di atas bus ia sangat sopan, dan sangat melindungi, mbak Sarmi semakin tumbuh kepercayaannya pada pria di sampingnya tersebut. Dan akhirnya mbak Sarmi juga terlelap tanpa merasa takut.

Setelah tiba di rumah pria itu, dirinya disambut ibunya yang sangat ramah menerima mbak Sarmi. Waktu sore hari pertama di rumah lelaki itu ia mendengar acara dari radio sebuah ceramah agama Kristen untuk pertama kalinya.  Mbak Sarmi entah berdebar-debar, pertanyaan di dalam hatinya apakah pacarnya itu beragama Kristen? Ceramah itu begitu menyejukkan. Tetapi mbak Sarmi terbayang keluarganya tidak ada satupun yang Kristen. Bagaimana nantinya bila memang benar laki-laki itu Kristen? , Itulah pertanyaan-pertanyaan yang bergulung-gulung di hatinya.

Tetapi jujur setelah banyak mendengar ceramah agama itu, mbak Sarmi mulai membaca Alkitab. Dan betapa mbak Sarmi baru tahu bahwa apa yang diceramahkan dalam radio itu persis sama apa yang ia baca di Alkitab. Menurut mbak Sarmi pergumulan untuk menerima pria itu untuk bisa menerima menjadi suaminya membutuhkan waktu tiga tahun, karena dirinya ingin tahu lebih banyak ajaran agama Kristen. Tapi juga menyiapkan hatinya untuk siap memberitahukan keluarga besarnya bila dirinya sudah siap.

Akhirnya setelah ia merasa mantap mbak Sarmi mengutarakan maksudnya kepada keluaganya. Tanggapan keluarga justru  menggembirakan. Ternyata  bapaknya tidak keberatan, yang penting keputusannya bukan karena paksaan. Atau karena hamil terlebih dahulu. Namun pacarnya menurutnya begitu sopannya sampai menjalani pacarana hingga tiga tahun dirinya belum pernah disentuhnya. Dia sangat menghormatinya. Pria yang sekarang menjadi suaminya sangat menghormatinya, tidak pernah macam-macam terhadap dirinya.

Puji Tuhan setelah berumah tangga, pria itu tidak berubah, penuh tanggung jawab. Mbak Sarmi merasa aman dan nyaman memiliki laki-laki tsb. Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih Radio Rajawali di Tulungagung, yang setiap pagi memutar khotbah Pdt. Pudjianto. (Sarmi … Kedung Wuni Temanggung)